Jumat, 15 November 2013

Il Mafioso (Part III), Mengenal Tokoh Mafia.

Assalamualaykum...

Bagian terakhir dari sekuel tulisan saya tentang Mafia kali ini akan saya fokuskan pada tokoh-tokoh Mafia generasi pertama, karena saya rasa mereka-lah pondasi utama dalam pergerakan Mafia Italia di Amerika Serikat, bahkan seluruh dunia. Saya akan mengajak anda lebih dekat mengenal Vito Cascio Ferro, Luciano Leggio dan tak ketinggalan The Scarface, Al Capone.

So, silahkan siapkan kopi dan cemilan anda, dan mari kita telusuri para Don yang telah merubah wajah kriminalitas di Amerika Serikat ini, Godetevi l'ultima serie Il Mafioso.......

Vitto Cascio Ferro

Tembok penjara Ucciardone di Palermo Italia menjadi saksi bisu kematian tokoh pelopor utama organisasi Mafia Sisilia Italia, yang sebelumnya terpecah dalam berbagai sindikat kriminalitas. Vito Cascio pula-lah yang mengenalkan metode pemerasan dalam Mafia atau Pizzo kepada pengusaha dengan tata cara yang lebih terhormat, sehingga sepak terjang  Mafia menjadi lebih licin, dan di era Vitto inilah, Interpol pertama kali didirikan untuk menanggulangi kejahatan lintas negara. Vitto Cascio Ferro pertama kali datang ke AS pada tahun 1901, berdasarkan surat undangan oleh salah satu Capo yang menguasai New York, Salvatore Brancaccio, Brancaccio sendiri adalah kaki tangan Giuseppe Morello, yang merupakan kepala dari seluruh organisasi Mafia di AS. Vitto sendiri lahir di Biuscaquino suatu daerah di Provinsi Palermo, dan pertama kali bekerja di Italia sebagai debt collector, yang berguna untuk melindungi uang kotor para Capo Mafioso Italia. Vitto juga membantu pendirian Morello La Mano Nera, yang kemudian dikenal dengan sebutan The Black Hand yaitu organisasi pemeras uang dan pemalsuan cincin yang menjadi bisnis pertama kali di kalangan Mafia.

Pada tanggal 21 Mei 1902, Cascio Ferro ditangkap dalam kasus pemalsuan uang terbesar di sebuah pabrik di Hackensack, New York. Vitto ditangkap bersama Giuseppe Romano ketika men-dsitribusikan uang palsu di barbershop First Avenue. Don Vitto mengawali rekam jejak 'seru' bersama The Black Hand melawan NYPD dibawah komando Giuseppe Petrosino pada periode 1903, hal ini berawal dari kasus Pembunuhan Barrel, yang identik dengan penemuan mayat di dalam tong. Dari penyelidikan agen rahasia NYPD, penyelidikan mengerucut pada anggota geng Morello, ditambah lagi temuan NYPD tentang keterlibatan para bos Mafia perihal pembunuhan tersebut, beberapa nama seperti Giuseppe Morello, Tommaso Petto, Joseph Fanaro, Antonio Messina, Lorenzo Lo Badio dan Pietro Inzerillo langsung menjadi target operasi kepolisian New York. Imbas dari tertangkapnya para bos tersebut membuat NYPD dibawah Petrosino, langsung mencari Don Vitto guna melengkapi penangkapan besar-besaran tersebut, tapi ternyata Don Vitto sudah mencium gelagat penangkapannya, dan berhasil 'pulang' ke Sisilia, setelah sebelumnya singgah ke New Orleans.

Lima tahun berselang sejak pelarian Don Vitto ke Sisilia, Giuseppe Petrosino masih telaten untuk mengumpulkan bukti tentang keterlibatan Don Vitto, hingga akhirnya pada Februari 1908, Petrosino melakukan perjalanan ke Sisilia untuk melakukan penangkapan terhadap Don Vitto. Ketika akan berangkat ke Italia, Petrosino mencatat tokoh-tokoh Mafia seperti Giuseppe Morello, Lupo Iganzio, Giuseppe Fontana dan Antonino Passananti. Gagasan tersebut adalah untuk mengumpulkan bukti tindak pidana para Mafia yang ada dalam catatan Petrosino. Sehngga para Mafia tersebut ter-ekstradisi dari AS. Sialnya, keberangkatan Petrosino ke Sisilia ini sudah tercium oleh anak buah Don Vitto, Carlo Constantino, bahkan Constantino telah mengikuti Petrosino sejak dari AS. Dan puncaknya adalah pada hari Jumat, bulan Maret 1909, Petrosino tewas ditembak di Piazza Marina, Palermo Italia. Yang menarik adalah ungkapan dari Don Vitto sendiri, selama dipenjara oleh rezim Bennito Mussolini, ia menganggap bahwa Petrosino adalah musuh yang terhormat, dan tidak layak mati ditangan pembunuh bayaran. Alhasil, Don Vitto lepas dari tuduhan berkat 'pengakuan' dari anggota Mafioso lain tentang pembunuhan Petrosino, dan Vitto Casciio Ferro menjadi Capo di AS sepanjang tahun 1910-1920.

Don Vitto berkuasa atas setidaknya 7 keluarga Mafia di sekitar Palermo, Biscaquino, Campofiorito, Carleone, Contessa, Scalfani, Burgio dan Villafranca. Yang menarik adalah, selama berkuasa Don Vitto sempat 69 kali ditangkap oleh pihak berwajib, tapi selalu dibebaskan. Akhir dari perjalanan panjang Don Vitto terjadi pada masa pemerintahan fasisme Bennito Mussolini. Ia dipenjara dan dijatuhi hukuman seumur hidup di penjara Ucciardone, Palermo. Dalam sebuah buku karya penulis Italia, Arrigo Petacco menyebutkan bahwa akhir hayat Don Vitto sangat mengenaskan, Don pertama dalam sejarah Mafia ini meninggal karena kehausan di dalam sel akibat invasi pasukan Sekutu terhadap pemerintahan fasis Mussolini

Giuseppe Morello


Sosok satu ini terkenal terutama saat adanya perang antar Mafia di AS, yang terkenal dengan sebutan Cammora. Ia pula yang pertama kali mem-pelopori kejahatan keluarga Morello yang berafiliasi dengan Mafia Don Vitto Cascio Ferro. Salah satu ciri khasnya adalah tangan kanannya yang tidak memiliki daging dan kulit, sehingga akan terlihat seperti cakar. Morello lahir pada tanggal 28 Mei 1877 di Sisilia, ia berimigrasi ke AS setelah melakukan beberapa pembunuhan yang dilakukan di Italia. Ia tiba di New York pada pertengahan 1890-an, bersama seluruh anggota keluarganya. Rekam jejaknya saat itu masih tidak terorganisir dan terkesan individualis, sehingga pada tahun 1909, ia tertangkap dan dijatuhi hukuman 10 tahun penjara.

Selama Morello berada dalam penjara, terjadi perubahan besar dalam klan Morello. Pengaruh Morello praktis langsung digantikan oleh Joe Masseria Sementara peran Morello dalam keluarga besar Mafia, diambil alih oleh Antonio D'Aquila. Hal ini, membuat saat ia bebas pada tahun 1920 kehilangan kekuasannya yang telah lama ia rintis. Pada waktu Morello ingin mengambil kembali tampuk kekuasaannya dari Masseira, ternyata ia tidak mendapat dukungan dari keluarga Mafia lainnya.

Hal ini pula-lah, yang mendasari keputusan Morello saat terjadi Cammora, pasca kematian adik tirinya Nicollo Morello, maka Pepe Morello pun bersekutu dengan kelompok Rocco Valenti, pecahan dari kelompok Massiera. Morello meminta bantuan Rocco untuk melawan Masseira, sementara Masseira didukung oleh Charles Luciano. Akhirnya tragis, karena Rocco Valenti tewas di tangan Luciano. Pasca kejadian tersebut, Morello dan Masseira sepakat untuk berkongsi kembali.

Pada tahun 1930-1931, pecahlah perang antar kelompok Mafia, yang terkenal dengan sebutan perang Castellammarese. Perang antar Masseira-Morello melawan kelompok Broklyn pimpinan Salvatore Maranzanno dan Joseph Bonanno. Dan, di perang Casrellammarese inilah akhir hayat dari Giuseppe Morello, ia tewas pada tanggal 15 Agustus 1930.




Luciano Leggio


Luciano Leggio meniti karier di dunia Mafia setelah diajak oleh tokoh Mafia Sisilia, Michele Navarra. Namun Leggio membelot dari kelompok Navarra, dan mendirikan klan keluarga Mafia sendiri yang bergerak di bidang usaha transportasi dan penyelundupan dari Palermo. Luciano Leggio sempat diseret ke pengadilan setelah menembak mati Angelo Rizzoto, anggota serikat dagang Italia, namun bukti di pengadilan tidak cukup untuk menghukum Leggio. Setelah membunuh Rizzoto, Leggio melanjutkan dengan mengeksekusi sendiri Michele Navarra, dengan tewasnya Navarra, maka Leggio menjadi Capo untuk Mafia Corleone. Bersama Leggio saat itu ada nama Salvatore 'Toto" Riina dan Bernardo Provenzano, partner Leggio saat merasakan dinginnya penjara. Alhasil, lahirlah tridente Mafia yang kejam dan haus darah khas Carleone. Anarkisme klan Carleonesi pimpinan Leggio ini mendapat tentangan dari para anggota Mafia yang lain, sehingga pada pertengahan tahun 60-an, Leggio menjadi terget buruan klan Mafia lain yang sudah jengah dengan ekspansi Leggio terhadap sesama Mafia, dan hal ini menjadikan Leggio, Provenzano dan Toto Riina harus melakukan persembunyian dengan berpindah-pindah tempat di sekitar Carleone dan Palermo.

Akhir perjalanan Leggio berawal pada tahun 1964, tepat bulan Mei, Leggio ditangkap oleh polisi Italia atas tududhan pembunuhan Michele Navarra, walaupun akhirnya dibebeaskan namun pada tahun 1969, hakim Cesaere Terranova kembali menyidangkan Leggio, tapi karena kelicikannya, Leggio lebih dulu menghilang, hingga pada tahun 1970, Terranova menjatuhi hukuman penjara seumur hidup kepada Leggio, menjadi aneh karena Leggio belum tertangkap, dan hukuman ini dinyatakan in absentia. Selama menghilang, klan Carleonesi dikendalikan oleh Salvatore Riina. Akhirnya pada 16 Mei 1974, polisi benar-benar bisa menangkap Leggio setelah sebelumnya menyadap telepon yang ia pakai. Tapi tidak berhenti disini, karena kesaksian Leonardo Vitale, berhasil membebaskan Leggio dari berbagai tuduhan. Kembali tahun 1986 sampai 1987 Leggio menghadapi berbagai tuduhdan termasuk pembunuhan hakim Terranova pada tahun 1979, dan kembali dibebbaskan karena tidak cukup bukti. Hingga akhirnya pada 1993, Leggio kembali masuk penjara di maximum security di Sardinia, dan meninggal pada tanggal 16 November 1993 pada usia 68 tahun.


Johnny Torrio


Pria yang lahir pada tahun 1882 di Irsina, Basilicata ini dikenal sebagai sosok yang licik. Hal ini karena ia memilik berbagai macam usaha seperti salon dan tempat perjudian, ia juga memiliki pinjaman dengan bunga sangat tinggi di New York. Sosok Torrio mulai terkenal karena kasus pembunuhan Colosimo. Pada tahun 1918, Al Capone, yang saat itu masih menjadi bawahan Torrio, diminta pergi ke Chicago. Tujuannya adalah tak lain untuk membunuh Jim 'Big' Colosimo, dikarenakan Big Jim tidak mau untuk diajak berbagi usaha penyelundupan miras yang saat itu merupakan bisnis ilegal di AS. Al Capone tidak sendirian dalam menjalankan aksinya, ia mendapat dukungan dari Genna Coreirro dan Aiello Frankie Yale.

Mayat Jim Colosimo
Setelah peristiwa yang terjadi pada tanggal 11 Mei 1920 tersebut, Johnny Torrio memantapkan posisinya sebagai Capo di kawasan New York dan Chicago. Dengan dukungan Al Capone dan Frankie Yale, Mafia asal Israel, maka kedudukan Chicago Outfit ini di dunia Mafioso tak tergoyahkan untuk periode 1920-an.



Al Capone


Mafia yang memiliki nama lengkap Alphonse Gabriel Capone ini lahir tanggal 17 Januari 1899 di Broklyn, New York. Jangan kira karena lahir di AS, ia tidak memiliki darah Italia, justru kedua orang tua Capone adalah asli Italia tulen, yang lagi-lagi berasal dari Sisilia. Banyak sekali pengalam yang didapat Capone semasa muda. Ia berhenti sekolah pada usia 14 tahun dan seringkali bekerja part timer di sela-sela waktu mudanya. Setelah berkenalan dengan Johnny Torrio, Capone kemudian memulai awal perjalannya sebagai legenda Mafia sepanjang masa. Ia sempat merasakan kerasnya menjadi angota gangster Five Points dan Frankie Yale's. Al Capone terkenal dengan julukan The Scarface, julukan ini didapat karena ia mendapatkan luka akibat pukulan dari Frank Gallucio, sang adik, karena bertengkar saat terjadi keributan di Bar Harvard Inn. Itulah mengapa ada goresan di wajah kirinya sehingga Capone mendapat julukan The Scarface.



Kejayaan Al Capone diawali dengan bentuk kerja samanya dengan Walikota Chicago, William "Big Bill" Hale Thompson. Tapi itu tidak berlangsung lama, karena Big Bill memandang bahwa Capone sangat berbahaya bagi eksistensinya. Big Bill memulai konspirasinya untuk mengusir Capone dari Chicago. Dan, Capone pun memilih tinggal di Pulau Palm, Florida pada medio 1928. Al Capone tetap menjalankan bisnis via Chicago sepanjang periode 20-an.

Babak baru terjadi saat pentolan gangster asli AS, Hymie Weiss dan Bugs Morran mencanangkan perang terhadap kelompok Al Capone. Yang paling mengerikan terjadi pada tahun 1926, saat Capone makan siang di Hotel Hawthrone. Tiba-tiba datang iring-iringan mobil yang penumpangnya membawa senjata sejenis shotguns dan senapan jenis mitraliur Thompson, senapan yang mampu mengeluarkan puluhan peluru sekali tembak. Peristiwa tersebut membuat Al Capone menyerukan gencatan senjata diantara sesama gangster Chicago. Yang paling terkenal adalah, pasca kejadian tersebut Al Capne langsung memesan sebuah mobil Cadillac Bulletproof, dimana mobil tersebut anti peluru, anti bocor dan dilengkapi sirene polisi. Namun kemudian mobil tersebut disita dan selanjutnya dipakai oleh Presiden AS, F.D.Roosevelt.

Yang lain adalah pembantaian yang terkenal dengan nama St Valentine's Day, dimana 7 korban tewas tepat pada tanggal 14 Februari 1929, ini terjadi antara kelompok Capone melawan anggota dari Bugs Moran, bisa dikatakan akibat dendam lama dari Capone, pasca penembakan di Hotel saat makan siang tersebut. Ini berbuntut panjang karena memancing pembunuhan selanjutnya yang menyebabkan tewasnya Jack McGurn dan Peter Gusenberg.

Akhir dari kejayaan Capone berawal dari tangan Elliot Ness, seorang anggota FBI yang sudah lama mengincar Capone. Dimulai dari dakwaan terhadap penyelundupan miras, maka Capone kemudian diadili dengan pasal berlapis, mulai dari kasus pembantaian Geng Morgan, penghindaran pajak, bisnis judi dan kekerasan periodik. Mei 1932, Al Capone dikirim ke penjara Atalanta untuk memulai hukuman 11 tahun penjara. Namun nama besar dan kharisma Capone mampu menyihir penjara Atalanta untuk tunduk kepadanya, sehingga ia pun dipindah ke penjara Alcatraz. Akan tetapi, identifikasi atas penyakit sifilis demensia yang di-idapnya membuat Capone kembali dipindah ke Penjara Federal di Califonia, dan akhirnya bebas pada tanggal 16 November 1939.

Al Capone meninggal pada 25 Januari 1947, namun namanya tetap dikenang sebagai sosok Mafia terhebat sepanjang masa.


Sekian sekuel ke-3 yang mengangkat tema tokoh Mafia kali ini, mungkin saya akan menyisihkan satu tulisan penuh untuk sosok Lucky Luciano, karena saya rasa figur satu ini pantas untuk mendapat perhatian yang lebih. In Syaa Allah, jika data dan referensi tentang Lucky Luciano sudah semakin lengkap, saya akan tuliskan sosok yang sangat berkharisma tersebut.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar