Senin, 16 Juni 2014

13 Sins, Ketika Manusia Menjadi Monster



Film ini sungguh masterpiece. Awalnya saya kira ini adalah film psikopat seperti SAW, Evil’s Dead atau The Human Centepide, yang kaya akan adegan sadis dan menjijikan, penuh darah dan brutal. Tapi, meskipun ada, ternyata ini film sangat ilmiah dan kental aroma konspirasinya. Mengajak kita menerka-nerka dan berfikir tentang bagian demi bagian adegan di film besutan Daniel Stamn ini.

Ada beberapa poin yang (menurut saya) menjadi daya jual film ini. Secara cerita, film ini lumayan mengagetkan juga, berkisah tentang seorang jobless yang harus menanggung beban begitu berat karena kekasihnya hamil, selain itu dia harus menghidupi adiknya yang memiliki keterbelakangan mental. Setelah dipecat dari pekerjaannya,secara misterius dia ditelpon seseorang yang menawarkan hadiah uang untuk setiap tantangan yang bisa dia lalui. Awalnya dia hanya disuruh untuk membunuh lalat dengan harga $1000, lalu memakannya untuk uang tunai $2662, hingga hadiah dari setiap tantangan terus naik untuk hal-hal yang semakin tidak masuk akal, seperti mengajak mayat minum kopi, lalu membakar gereja, hingga menyanyikan hymne komunis saat acara publik.

13 tantangan harus diselesaikan guna mendapatkan hadiah uang tunai, dan membersihkan kejahatan yang telah dia lakukan di tantangan-tantangan sebelumnya. Dari situ, si ‘pemain’ akhirnya tidak bisa lepas dan mau tidak mau harus menuruti tantangan-tantangan dari Sang Misterius berikutnya, yang ironisnya semakin sadis dan keji. Hingga akhirnya di tantangan ke 13, si ‘pemain’ harus membunuh salah satu anggota keluarganya sendiri. Disinilah saya dibuat terkejut, karena si adik yang cacat mental ternyata juga mengikuti permainan ini, begitu pula ayahnya, yang ternyata sudah menjadi pemenang setelah menjalankan tantangan ke 13 untuknya yaitu membunuh istrinya sendiri.


Yang membuat saya semakin tersenyum puas setelah melihat film ini adalah bagian kosnpirasinya. Yang pertama adalah sebuah sekte sesat (yang menjadi payung Sang Misterius) bernama/bermoto SALTATIO CUM BUFO AURUM, AD GANDI CUM DEORUM. Sekte ini berlambang kan sebuah Kodok Emas, dan disebutkan bahwa si pemain harus menari bersama Kodok Emas jika ingin memenangkan uang hadiah tersebut. Bukan dari golongan Katolik, terbukti dengan salah satu tantangan untuk membakar gereja, mengindikasikan sekte ini bia jadi seperti Kabalah/Pagan.

Berikutnya adalah, di awal film ini ada adegan bahwa semua kejadian besar di dunia ini dilakukan oleh si pemain. Dari Athena pada tahun 1600-an, hingga terakhir peta menunjukkan kota Sidney. Bahkan, saat mendekati akhir film, diperlihatkan kasus pembunuhan JFK juga termasuk kedalam ‘permainan’ ini.

Bagi sebagian orang yang paham dan suka dengan sejarah konspirasi, tentu tidak asing dengan berbagai macam aksi sabitase yang telah dilakukan dari zaman ke zaman. Hal ini lah yang setidaknya mengajak kita berfikir lewat film ini, bahwa tidak ada yang namanya kebetulan. Bahwa selalu ada orang-orang ‘khusus’ yang mampu dan bisa merencanakan sesuatu yang besar untuk terjadi di dunia ini.


Well, secara keseluruhan, ini film wajib tonton buat temen-temen yang suka and hobi sama yang namanya Teori Konspirasi dan cerita detektif, meskipun pemainnya bukan bintang kaliber Hollywood, tapi secara plot mendekati trilogy Dan Brown, dan bagi saya sedikit lebih baik dari National Treasure.


‘Terkadang, beberapa orang di planet ini benar-benar menentukan segalanya. Satu persen dari satu persen. Fungsi mereka setara dengan Tuhan…..’